Minggu, Oktober 13, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Partai Demokrat Cabut Dukungan untuk Anies dan Tinggalkan Koalisi Perubahan

KORAN SULSEL – Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sudah dipasti ditinggalkan Partai Demokrat. Partai yang diketuai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu memilih angkat kaki lantaran Anies Baswedan, bakal capres dari KPP telah memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai pendampingnya.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku terkejut dan tidak menyangka Anies setuju berpasangan dengan Muhaimin. Terlebih setelah sekitar setahun lamanya bergandengan tangan untuk bisa mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang diharapkan bersama.

”Apalagi, seminggu yang lalu (25 Agustus 2023) Pak Anies dengan didampingi Tim 8 menyampaikan kepada saya dan didengar oleh semua bahwa awal September ini mendeklarasikan koalisi ini dalam kapasitasnya sebagai capres dan cawapresnya. Tapi, tiga hari kemudian atau saat ini, yang kita dapatkan sesuatu yang sangat mengejutkan,” ungkap SBY.

Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera tergabung dalam KPP. Koalisi ini sepakat dari awal mengusung Anies sebagai capres. Demokrat ngotot mengusulkan ketua umum mereka, AHY, sebagai cawapres. Adapun PKS mengapungkan kader mereka yang pernah memimpin Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Hanya Nasdem yang sedari awal tidak mengajukan cawapres secara definitif.

Usulan Muhaimin, seperti diakui Sudirman Said dari Tim 8, berasal dari Ketua Umum Nasdem Surya Paloh. Sebelumnya, Anies sempat mengirim surat bertulisan tangan yang meminta AHY menjadi cawapres. Sejumlah kader Demokrat lantas mengunggah surat tersebut ke media sosial.

SBY tetap mengaku bersyukur. Sebab, dari peristiwa tersebut, ada beberapa hikmah yang dapat diambil. Pertama, Partai Demokrat diselamatkan dari dosa di masa depan. Penilaian SBY, mereka (Anies Baswedan berikut Nasdem) memang tidak jujur dan tidak amanah karena mengingkari hal-hal yang telah disepakati bersama.

”Nah, sekarang saja tidak amanah, tidak memegang komitmen. Bagaimana nanti kalau menjadi pemimpin dengan kekuasaan yang besar?” ucap SBY. Kemudian, SBY melanjutkan, dirinya juga bersyukur karena peristiwa yang menurutnya merupakan pengkhianatan tersebut terjadi masih jauh dari jadwal batas pendaftaran ke KPU. ”Mari kita hadapi semua ujian dan cobaan ini sambil berikhtiar dan mencari jalan keluarnya. Insya Allah Tuhan akan memberikan kita jalan terbaik ke depan,” tutur SBY yang ditujukan kepada para kader partai.

SBY bisa memahami kekecewaan yang dirasakan para kader Demokrat saat ini. Dia pun meminta agar saat ini semua dapat menenangkan diri dan pikiran serta menjadikan peristiwa saat ini sebagai ujian dan cobaan yang harus dihadapi dan diatasi.

Terkait kondisi saat ini, SBY menilai belum saatnya untuk mengambil keputusan. Termasuk ke mana Partai Demokrat akan bergabung atau capres mana yang akan didukung. Terlebih, sebagai prajurit selama 30 tahun, dia diajarkan jika dalam keadaan yang sangat emosional, tidak dianjurkan tergesa-gesa mengambil keputusan karena bisa salah kaprah. Sementara itu, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng mengungkapkan, pihaknya secara bersama-sama telah menggelar rapat terkait posisi Partai Demokrat dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan serta pencalonan wakil presiden yang akan didukung Partai Demokrat. Berdasar hasil rapat, majelis tinggi partai memutuskan bahwa Partai Demokrat mencabut dukungan kepada Anies sebagai capres dalam Pilpres 2024. ”Kemudian, Partai Demokrat juga tidak lagi dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan karena telah terjadi pengingkaran kesepakatan yang dibangun selama ini,” kata Andi. Ke depan, lanjut dia, Demokrat akan terus berkomunikasi dengan partai-partai lain untuk menentukan langkah selanjutnya. ”Termasuk terkait koalisi,” ujarnya. (KS)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER