MAKASSAR, KORANSULSEL – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) menyediakan energi bersih bagi masyarakat Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulsel, melalui program SuperSUN.
General Manager PLN UID Sulselrabar Budiono di Makassar, Sulsel, Jumat, menyampaikan komitmen PLN untuk terus mewujudkan keadilan energi di seluruh Indonesia, termasuk wilayah terdepan, terluar, tertinggal (3T) seperti kawasan kepulauan Pangkep.
“SuperSUN adalah wujud keseriusan PLN dalam mewujudkan listrik berkeadilan bagi seluruh masyarakat. Kami optimistis upaya ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Saat ini, listrik bersih 24 jam telah dinikmati warga Pulau Polewali, Pulau Saugi, dan Pulau Sapuli. Selanjutnya, PLN juga memperluas akses listrik ke Pulau Laiya.
Wilayah 3T tersebut diterangi 224 unit pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mikro serta sistem penyimpanan energi melalui program SuperSUN. Ke depan, PLN berencana menambah 109 unit SuperSUN untuk menerangi lebih banyak wilayah.
SuperSUN merupakan pembangkit listrik tenaga surya individual dengan kapasitas daya 900 volt ampere (VA) dan dilengkapi kWh meter prabayar.
Sistem ini terdiri dari PV panel berkapasitas 440-700 Wp serta baterai berkapasitas 2 kWh. Keberadaan listrik ini menjadi faktor penting dalam meningkatkan produktivitas masyarakat, terutama bagi nelayan yang memulai usaha baru.
Budiono menambahkan bahwa listrik sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. “Dengan adanya listrik, nelayan dapat menggunakan kulkas untuk menyimpan ikan. Hasil tangkapan lebih awet, penjualan meningkat, dan otomatis perekonomian menjadi lebih baik,” jelasnya.
Hingga September 2024, rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan telah mencapai 99,99 persen.
Budiono pun berpesan kepada masyarakat agar merawat aset PLN agar dapat digunakan secara maksimal.
Jipa, warga Pulau Polewali, mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran listrik bersih di rumahnya.
“Alhamdulillah, kami warga Pulau Polewali sangat bersyukur bisa menikmati listrik 24 jam dari PLN. Kini, kami bisa menyalakan kipas angin, menonton TV di siang hari, dan menjalankan aktivitas dengan lebih mudah. Terima kasih kepada PLN atas perhatian dan akses listrik yang diberikan,” ujarnya.
Jipa menceritakan bahwa sebelumnya ia harus mengeluarkan biaya Rp210 ribu per bulan untuk menyalakan genset dari pukul 18.00 hingga 22.00 WITA. Kini, dengan listrik menyala 24 jam, ia hanya perlu membayar sekitar Rp50 ribu per bulan.
Listrik, lanjutnya, juga dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga lainnya, seperti mengoperasikan pompa air, kulkas, dan mendukung proses belajar anak. (ant/KS)