Jumat, Oktober 18, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pengurus Dewan Dakwah Sulsel Sukses Raih Gelar Doktor di Kampus UIKA Bogor

BOGOR, KORANSULSEL – Prosesi wisuda Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor ke-78 berlangsung dengan penuh haru di Gedung Braja Mustika, Bogor pada Rabu (17/7/2024). Sebanyak 531 wisudawan dari program sarjana, magister, dan doktor merayakan pencapaian akademik mereka.

Prof. KH. Didin Hafidhuddin Ketua Senat UIKA Bogor, membuka sidang senat luar biasa ini dengan tiga ketukan palu. Rektor Universitas Ibn Khaldun Bogor, Prof. Dr. H.E. Mujahidin, menyampaikan sambutannya, menguraikan berbagai prestasi yang diraih UIKA dalam setahun terakhir.

“Peningkatan jumlah pendaftar mahasiswa baru yang mencapai 3.199 orang, dengan 2.017 mahasiswa diterima. Beasiswa dari berbagai instansi, akreditasi unggul untuk program sarjana, magister, dan doktor, serta penambahan enam profesor baru adalah beberapa pencapaian yang diraih. UIKA juga menerima hibah penelitian dan PkM dari Kemendikbudristek, memperoleh sertifikasi ISO 9001:2015 & 21001:2018, dan meraih penghargaan sebagai rektor terbaik kedua se-Indonesia oleh Dirjen Kemdikbud tahun 2023. UIKA juga masuk dalam sepuluh kampus swasta terbaik di Jawa Barat” Ujar Mujahidin selaku Rektor

Menurut Prof. Mujahidin, “Keberhasilan ini merupakan hasil dari kedekatan kepada Allah yang memberikan petunjuk, sehingga UIKA, sebagai kampus Islam pertama dan terbesar di Bogor, dapat mencapai prestasi gemilang.”

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Yayasan Pendidikan Ibn Khaldun Bogor, Kopertais Wilayah 2, dan Kepala LLDIKTI IV Jawa Barat. Kemudian, dilakukan pembacaan SK Wisudawan/Wisudawati Program Doktor, Magister, dan Sarjana.

Wisuda dimulai dengan 13 lulusan program doktor studi Pendidikan Agama Islam (PAI), diikuti oleh 46 lulusan magister. Salah satu wisudawan yang meraih predikat Magna Cumlaude adalah Askar Patahuddin dari Makassar yang merupakan pengurus Dewan Da’wah Sulsel, dengan IPK 3,97. Disertasinya yang berjudul “Konsep Pendidikan Tinggi Islam Moh. Natsir dan Implementasi di Indonesia Dalam Konteks Keumatan” merumuskan enam tahapan pohon pendidikan tinggi Moh. Natsir: dasar pendidikan tauhid, penguasaan bahasa asing, integrasi ilmu dan Islam, desekularisasi, multidisipliner ilmu, serta menjadi muballigh dan profesional.

“Pentingnya perguruan tinggi melahirkan da’i/guru, pejuang, dan pemimpin sebagai penerus Moh. Natsir. Ia mengutip perkataan Moh. Natsir dalam “Capita Selecta”, “Maju dan bangkitnya suatu bangsa ditentukan oleh kesediaan guru-guru yang siap berkorban untuk bangsanya.” Natsir juga menekankan pentingnya muballigh yang siap diutus ke daerah terpencil untuk mendakwahkan Islam dan menangkal sekularisme, kristenisasi, dan nativisasi”. Ujar Dr. Askar Patahuddin

Momen wisuda ini diharapkan dapat menyadarkan pentingnya pandangan hidup Islam dalam menyelesaikan problematika pendidikan di Indonesia, sehingga para lulusan dapat berperan aktif di tengah masyarakat dan bangsa.

“Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang mendukung program pendidikan kaderisasi ulama dan pencetakan dai serta muballigh di Indonesia, khususnya Laznas Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia yang membiayai program PKU Doktor ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Ust. Dr.(C.) H. Ade Salamun sebagai ketua tim pendanaan PKU, Kang Agung (CEO SalamuNetwork), dan Dr. Budi Handrianto, M.Pd., ketua program PKU DDII. Jazakumullahu Khairal Jaza'” Ujarnya. (Rls/KS)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER