YOGYAKARTA, KORANSULSEL – Pertanian menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulsel, Wahyu Purnama, menyebut sektor ini menyumbang 21 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulsel pada kuartal I 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan Wahyu dalam kegiatan Media Gathering bersama jurnalis Sulsel di Yogyakarta, Rabu (25/6/2025).
“Sulsel adalah lumbung pangan nasional. Produksi berasnya mencapai rata-rata 5,5 juta ton per tahun, dengan surplus sekitar 2,5 juta ton. Itu sangat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulsel yang pada triwulan pertama 2025 tercatat 5,78 persen,” ungkapnya.
Ia menambahkan, salah satu program strategis yang mendukung pencapaian ini adalah Program Mandiri Benih yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Sulsel. Program tersebut, kata Wahyu, berperan penting dalam memperkuat kemandirian petani sekaligus menjaga ketahanan pangan daerah.
Selain fokus pada peningkatan produksi padi dan perluasan lahan, BI Sulsel juga mendorong perbaikan sistem irigasi serta penguatan sektor hilir melalui pengembangan UMKM berbasis pertanian.
“UMKM harus diberi ruang untuk naik kelas, agar produk-produk lokal bisa menembus pasar nasional dan internasional. Ini penting karena UMKM terbukti menjadi penyangga ekonomi, bahkan di masa pandemi COVID-19 lalu, ketika ekonomi Sulsel tetap tumbuh di atas lima persen, sementara ekonomi nasional justru melambat di bawah lima persen,” jelasnya.
Upaya peningkatan produktivitas dan hilirisasi sektor pertanian dinilai menjadi kunci menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Sulsel ke depan. (ant/KS)