MAKASSAR, KORANSULSEL – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan Webinar ASN Adaptif Series ke-11, membahas tentang Sinergitas Orang Tua dan Guru untuk Anak Cerdas Berkarakter yang dilaksanakan secara daring dari Makassar, Jumat.
Webinar ASN Adaptif Series ke-11 kali ini, dihadiri sebanyak 2.393 peserta dari lingkup Pemprov Sulsel, Kabupaten/Kota, maupun dari luar Provinsi Sulsel.
Dalam webinar ini menghadirkan dua narasumber, di antaranya adalah Ulfa Tenri Batari (Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa) dan Hasnul Faizal (Menteri Penasihat (Pendidikan)/Pengarah Education Malaysia Indonesia, Kedutaan Besar Malaysia-Jakarta).
Ulfa Tenri Batari selaku Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, menjelaskan bagaimana kasus kekerasan anak melonjak cukup tinggi berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2022.
Kekerasan fisik, psikis, seksual, penelantaran, perdagangan bebas, hingga eksploitasi bisa mencapai 41 persen.
“Kemudian kami di Kabupaten Gowa, data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak itu menyatakan bahwa angka kasus kekerasan anak itu mengalami kenaikan tiap tahunnya,” jelasnya.
Ketidakterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya menjadi alasan utama terjadinya kekerasan fisik, psikis, seksual, penelentaraan, perdagangan bebas, hingga eksploitasi anak.
“Ditemukan bahwa terdapat 77,4 persen guru kita menjawab, bahwa orang tua tidak terlibat dalam pendidikan anaknya. Setelah kita lihat survei terhadap orang tua, terdapat 60,2 persen menjawab bahwa tidak pernah memberi motivasi kepada anaknya dalam belajar. Kemudian Ketika survei kepada siswa, 60,8 persen siswa kita menjawab bahwa tidak belajar bersama orang tua, kakak, adik di rumah,” urainya.
Ulfa mengharapkan, dengan adanya regulasi yang sudah ada dalam pencapaian tujuan dan sasaran Pembangunan berkelanjutan dalam era SDGs tahun 2030, dapat menciptakan pendidikan yang berkualitas, dengan membangun serta fasilitas ramah anak.
Serta menyediakan lingkungan yang aman anti kekerasan inklusif dan efektif ini juga sejalan dengan Undang-undang No. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, bahwa memang setiap anak berhak memperoleh perlindungan dan di Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 memang juga tersurat bahwa setiap anak berhak wajib memperoleh jaminan pendidikan.
Sebelum memasuki sesi pemateri kedua, Kepala BPSDM Sulsel Muhammad Jufri, hadir di tengah-tengah webinar.
“Kita bisa sama-sama melakukan rutinitas yang sangat baik dan positif, terus bisa hadir mempersembahkan kegiatan webinar untuk menjadi ruang yang dimana kita bisa belajar bersama di sini,” ujarnya.
Jufri mengatakan, anak-anak yang sedang belajar berhak untuk mendapatkan suasana yang nyaman jika mengoptimalkan potensi diri mereka.
“Adanya sinergitas orang tua dengan guru di sekolah, tentu itu akan sangat memberikan dukungan agar anak-anak kita bisa tumbuh berkembang dengan optimal, dengan mendorong pengembangan bakat, minat, dan kemampuan lain yang mereka miliki,” lanjutnya.
Di sisi lain, pemateri kedua, yaitu Hasnul Faizal selaku Menteri Penasihat (Pendidikan) di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, akan membagikan pengalamannya dalam berbagai program yang melibatkan dirinya dan sekolah.
“Sinergi sangat penting, dimana ibu bapak memiliki peranan penting untuk membantu pihak sekolah, terutama guru-guru,” ujarnya.
Hasnul melanjutkan, dari segi pelaksanaan, integritas sinergi antara guru dan orang tua dalam meningkatkan karakter anak ataupun pembelajaran murid di sistem sekolah Malaysia terlihat cukup intensif.
“Kita ingin memastikan bahwa hasil yang diharapkan dalam jangka panjang bagi anak-anak yang telah belajar di sekolah, mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah, dapat tercapai,” lanjutnya. (ant/KS)