MAKASSAR, KORANSULSEL – Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) bersama RSUD I Lagaligo menyelenggarakan kegiatan pelayanan kontrasepsi mantap berupa tubektomi atau metode operasi wanita (MOW) dalam upaya mendukung program Keluarga Berencana (KB) nasional.
Dokter Spesialis Kandungan RSUD I Lagaligo Wotu dr Hadiah A Abdullah, SpOG dalam keterangannya di Makassar, Minggu, menyatakan kegiatan ini merupakan bagian dari program penguatan kesehatan reproduksi, khususnya dalam menyediakan layanan kontrasepsi mantap.
“Dengan metode tubektomi, kami harapkan masyarakat bisa lebih memahami pentingnya pengaturan jarak kelahiran dan kesejahteraan keluarga, terutama bagi mereka yang merasa sudah cukup memiliki anak. Kami juga terus memberikan edukasi bahwa metode ini aman dan efektif,” ujarnya.
Kegiatan yang dipusatkan di RSUD I Lagaligo ini digelar selama dua hari yakni 7-8 September 2024.
Ia menjelaskan, pelaksanaan tubektomi dilakukan oleh tim medis yang berpengalaman, dilengkapi dengan peralatan medis canggih dan standar keselamatan yang tinggi.
“Sebelum menjalani prosedur, peserta terlebih dahulu mendapatkan sesi konseling dan pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk memastikan kondisi mereka aman untuk menjalani operasi kecil ini,” kata dr Hadiah.
Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP2KB Luwu Timur I Dewa Putu Alit Swastika menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendukung program KB.
“Kegiatan seperti ini sangat penting untuk membantu masyarakat memahami pentingnya perencanaan keluarga demi mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas,” ujarnya.
Dengan kegiatan ini, kata Ia, diharapkan semakin banyak keluarga di Luwu Timur yang memahami pentingnya perencanaan keluarga sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Pemerintah daerah juga berencana untuk melanjutkan program ini secara berkala, dengan target menjangkau lebih banyak warga di berbagai kecamatan,” ujarnya.
Salah satu peserta, Farida Hamzah (43) asal Kecamatan Burau mengungkapkan rasa lega setelah menjalani prosedur ini.
“Saya dan suami sudah memutuskan untuk tidak menambah anak lagi, dan dengan adanya program ini, saya merasa lebih aman dan tenang. Prosesnya juga cepat dan tidak menakutkan seperti yang saya bayangkan,” tuturnya.
Selain pelaksanaan tubektomi, pemerintah juga terus mendorong penggunaan berbagai metode kontrasepsi lainnya, baik sementara maupun permanen, sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing individu.
Program KB yang dijalankan oleh pemerintah daerah bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat melalui pengaturan jumlah dan jarak kelahiran, serta memberikan edukasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi.
Tubektomi merupakan salah satu metode kontrasepsi permanen bagi perempuan yang bertujuan untuk menghentikan proses reproduksi secara medis. (ant/KS)