MAKASSAR, KORANSULSEL – Sejumlah warga terdampak banjir di empat kecamatan secara berangsur-angsur meninggalkan sejumlah lokasi pengungsian usai air mulai surut di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Sudah banyak warga yang pulang mau bersih-bersih rumahnya setelah air mulai surut. Tapi sebagian masih tinggal, ada sekitar 28 keluarga,” ujar Ketua RT 004 di Blok 10 Perumnas Antang Kota Makassar Fathiyah Bahmid di Makassar, Jumat.
Kepulangan sebagian pengungsi tersebut karena air yang sebelumnya merendam pemukiman warga hingga setinggi 1-3 meter mulai surut secara perlahan-lahan seiring dengan cuaca membaik dan tidak terjadi hujan.
Secara terpisah, Sudirman, warga terdampak banjir di Blok 8 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala yang rumahnya terendam hingga atap menuturkan, air mulai surut pelan-pelan sejak Kamis (13/2), sedangkan hari ini, ketinggian air sudah berada di atas mata kaki, setelah sebelumnya sekitar tiga meter.
“Alhamdulillah, sudah surut ini, kita mulai bersih-bersih rumah. Banjir ini sudah dua kali, tapi ini yang paling parah dari Desember 2024 lalu. Banyak rusak barang utamanya barang elektronik. Kami rugi, kalau begini, siapa yang mau bertanggung jawab,” katanya.
Korban banjir lainnya, Irsal, berharap cuaca semakin membaik seiring surutnya air dan tidak terjadi banjir susulan.Meski air sudah sampai 50 centimeter atau di atas mata kaki, ia mengharapkan, ada solusi penanganan banjir.
“Harus ada solusi dari pemerintah menangani banjir yang terjadi setiap tahun, kami terus-terusan menjadi korban apalagi kalau air tiba-tiba naik dari meluapnya sungai. Harus ada solusi,” ucapnya.
Ia mengatakan dampak banjir, perabot rumahnya rusak karena tergenang air selama banjir setinggi 1,5 meter. Namun beberapa perabot lainnya masih selamat karena berada di lantai dua.
Sebelumnya, hujan dengan intensitas sedang-lebat mengguyur Kota Makassar dan sekitarnya membuat lima kecamatan yang masuk kategori rawan banjir sebagian wilayahnya terendam air antara 60 centimeter hingga 3 meter selama empat hari terakhir.
Data BPBD, 10 kelurahan di lima kecamatan terdampak, yakni Mangala, Tamalanrea, Biringkanaya, Tamalarea, dan Panakukang. Sebanyak 3.903 jiwa atau 1.052 keluarga mengungsi tersebar di 43 titik pos pengungsian.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir juga melanda Kabupaten Maros, Sulsel. Sebanyak 66 desa di 14 kecamatan terdampak banjir sejak Selasa (11/2) sekitar pukul 12.00 Wita. Sebanyak 178.083 jiwa terdampak serta dua orang dinyatakan hilang namun telah ditemukan.
Tanah longsor juga terjadi di Kabupaten Soppeng, Sulsel dan telah ditangani BPBD setempat. Informasi terkini petugas gabungan telah melakukan penanganan di titik yang tertimbun longsoran.
Pada Kamis (13/2), akses jalan yang tertutup sudah dapat dilalui kendaraan bermotor. Kejadian tersebut terjadi pada Senin (10/2) di Desa Gattareng Toa, Kecamatan Marioriwawo dan tujuh rumah rusak berat. (ANT/KS)