Kamis, Desember 26, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Demokrasi dan Rekonsiliasi: Langkah Bersama Menuju Kemajuan Daerah

Atas berkat Allah SWT Hak demokrasi  melalui Pilkada Serentak telah dilaksanakan, pada Rabu 27 November 2024. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sering menjadi momen penuh warna dalam kehidupan politik masyarakat. Di satu sisi, ada kegembiraan luar biasa, euforia kemenangan yang dirayakan dengan arak-arakan, sorak-sorai, dan rasa puas karena calon yang didukung berhasil menang. Di sisi lain, tak sedikit yang merasakan luka mendalam, kesedihan, bahkan kekecewaan yang berujung pada depresi karena kekalahan, apalagi jika perjuangan tersebut telah menghabiskan sumber daya besar, termasuk uang miliaran rupiah.

Pernyataan teman saya  yang mengibaratkan Pilkada seperti berjudi mungkin tidak sepenuhnya keliru, namun memerlukan konteks. Dalam banyak kasus, ada kesamaan dengan perjudian,  investasi besar dilakukan, risiko kekalahan selalu ada, dan hasilnya sangat bergantung pada berbagai faktor yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan. Kandidat mencurahkan waktu, tenaga, dan dana—sering kali jumlah yang fantastis—dengan harapan meraih kemenangan. Namun, hasil Pilkada, seperti halnya perjudian, tidak selalu berjalan sesuai ekspektasi. Ada dinamika sosial, psikologis, dan politis yang sulit diprediksi.

Disisi lain, berbeda dengan perjudian, Pilkada adalah proses demokrasi yang penting. Jika dilakukan dengan integritas dan bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, maka Pilkada bukan sekadar taruhan. Ini adalah upaya untuk membawa perubahan dan kemajuan bagi masyarakat. Tantangan muncul ketika politik dipandang hanya sebagai ladang investasi pribadi, sehingga melupakan substansi pelayanan publik.

Narasi ini mengingatkan kita bahwa demokrasi, dengan segala dinamikanya, tidak seharusnya melulu menjadi arena yang didominasi oleh uang dan kekuasaan. Masyarakat juga perlu kritis dan memilih berdasarkan visi, misi, serta komitmen nyata calon terhadap rakyat, bukan sekadar atas dasar euforia atau kepentingan sesaat.

Demokrasi adalah panggung di mana semua orang berperan, baik yang berdiri sebagai pemimpin maupun mereka yang mendukung di barisan lainnya. Kepada pemenang, ini adalah waktu untuk memeluk , merangkul  semua pihak, tidak hanya mereka yang mendukung, tetapi juga mereka yang berbeda pandangan. termasuk lawan politik, untuk bersama-sama membangun daerah.  Sebab kemenangan terbesar bukan hanya di bilik suara, melainkan di hati masyarakat yang merasakan keadilan, kesejahteraan, dan kebijaksanaan dalam setiap keputusan yang diambil.” Disinilah pentingnya  membuka dialog untuk menciptakan suasana harmonis antara pemerintah dan semua kelompok masyarakat.

Namun ada Pengalaman buruk dari beberapa pemenang Pilkada masa lalu ,yang menunjukkan tindakan seperti balas dendam kepada lawan, pemberhentian pejabat tanpa alasan yang jelas, dan intervensi pihak ketiga dalam pengelolaan pemerintahan sering kali menciptakan situasi yang tidak kondusif bagi pembangunan daerah. Sebagai solusi, ada langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan oleh pemenang Pilkada untuk menunjukkan kepemimpinan yang bijaksana, profesional, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat luas.  Untuk membangun struktur pemerintahan   yang kuat.

Pemenang pilkada harus menunjukkan sikap besar hati demi kepentingan bersama. Memberikan kesempatan berdasarkan kompetensi  ,evaluasi secara objektif: Jabatan di pemerintahan harus diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas, bukan berdasarkan kedekatan politik.Menghindari tindakan non-job yang tidak adil, yang dapat merusak moral pegawai pemerintahan dan mengurangi produktivitas, lebih elok menciptakan sistem reward dan punishment yang adil dan transparan. Dari pada mengganti pejabat secara masif, fokuslah pada pembangunan birokrasi yang profesional.Memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas kepada pegawai.Menciptakan budaya kerja yang menghargai prestasi dan inovasi Mengembangkan sistem meritokrasi dalam pengangkatan jabatan. Pemenang Pilkada harus menjaga jarak dari pihak-pihak yang ingin mengendalikan pemerintahan demi keuntungan pribadi.Menggalakkan  transparansi  anggaran  dan proyek melalui system di gitalisasi, sehingga  pengelolaan proyek bisa diawasi  publik.

Pemenang Pilkada yang telah menghabiskan dana besar dalam proses pemilihan harus memiliki sikap bijaksana dan bertanggung jawab untuk menjaga integritas serta kepercayaan masyarakat. Sebagai pemimpin yang diamanahkan rakyat, pemenang Pilkada harus memahami bahwa dana publik adalah milik masyarakat, bukan alat untuk menyelesaikan urusan pribadi atau membayar utang politik. Oleh karena itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memisahkan urusan pribadi dengan urusan pemerintahan. Segala pengeluaran selama kampanye harus dianggap sebagai risiko pribadi yang tidak boleh memengaruhi pengelolaan anggaran daerah.

Selain itu, pemenang harus menolak segala bentuk tekanan atau intervensi dari pihak ketiga yang sebelumnya terlibat dalam pendanaan Pilkada. Proyek-proyek daerah harus dilakukan melalui proses tender yang transparan dan akuntabel, tanpa memberikan monopoli kepada pihak-pihak tertentu. Pemimpin yang baik harus mengutamakan pelayanan kepada masyarakat dan memprioritaskan program-program pembangunan sesuai kebutuhan daerah, bukan menuruti kepentingan segelintir orang.Sebagai bentuk komitmen kepada rakyat, pemenang juga sebaiknya membuka seluruh kebijakan dan pengelolaan anggaran kepada publik melalui sistem transparansi yang jelas. Dengan membangun pemerintahan yang bersih dan profesional, pemimpin dapat menunjukkan bahwa amanah yang diterima tidak disalahgunakan demi kepentingan pribadi. Hal ini tidak hanya menjaga kepercayaan masyarakat, tetapi juga meninggalkan warisan kepemimpinan yang bermartabat. Untuk lebih banyak wawasan mengenai kepemimpinan yang baik.

Para pendukung yang telah memberikan bantuan moral dan materiil kepada pemenang Pilkada sebaiknya menunjukkan sikap dewasa, bijaksana, dan penuh tanggung jawab dalam mendukung jalannya pemerintahan yang baru. Dukungan yang diberikan selama proses Pilkada adalah bentuk kepercayaan kepada visi dan misi yang diusung oleh calon, bukan investasi yang harus mendatangkan keuntungan pribadi.   “Bagi para pendukung, kemenangan ini bukan hanya kemenangan seorang calon, melainkan kemenangan bersama untuk daerah yang kita cintai. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita mendukung pemimpin yang telah kita pilih dengan memberikan kepercayaan penuh agar mereka dapat bekerja dengan fokus dan independen. Bantuan moral dan materiil yang telah diberikan adalah bagian dari perjuangan bersama, dan semestinya tidak menjadi alasan untuk menuntut balas jasa dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu tata kelola pemerintahan.

Sebaliknya, sikap yang paling mulia dari para pendukung adalah terus menjaga komitmen untuk mendukung keberhasilan pemimpin melalui pengawasan dan partisipasi aktif dalam pembangunan. Sampaikan kritik dan saran dengan cara yang konstruktif, bukan dengan menuntut kepentingan pribadi. Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi bagian dari perjalanan menuju kemenangan, tetapi juga bagian dari perjalanan menuju kemajuan daerah yang lebih adil dan sejahtera. Karena sejatinya, tanggung jawab kita sebagai pendukung belum selesai—ia terus berlanjut demi daerah yang kita cita-citakan.”Sebagai pendukung, kita harus memahami bahwa Pilkada bukan hanya tentang kemenangan kandidat, tetapi juga tentang membawa perubahan positif bagi masyarakat luas. Bantuan moral dan materiil yang telah diberikan adalah wujud kepercayaan terhadap visi dan misi yang diperjuangkan, bukan alat untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau jabatan tertentu. Oleh sebab itu, setelah kemenangan diraih, tugas kita adalah mendukung pemimpin dengan tetap menjaga integritas dan tidak memaksakan kehendak yang bisa mencederai prinsip keadilan dan demokrasi.” “Para pendukung yang sejati adalah mereka yang terus mendampingi pemimpin dengan semangat membangun, bukan membebani. Bersama-sama, kita bisa menjadi pengawal yang kritis namun penuh tanggung jawab untuk memastikan bahwa amanah rakyat benar-benar dijalankan. Tidak ada ruang bagi sikap oportunis yang menuntut kompensasi, karena pembangunan daerah harus berfokus pada kepentingan masyarakat banyak, bukan kepentingan kelompok tertentu. Dengan bekerja bersama, mendukung tanpa pamrih, dan berpartisipasi dalam pengawasan yang konstruktif, kita membantu pemimpin mewujudkan daerah yang maju, sejahtera, dan harmonis.

Kepada yang belum berhasil, perjuangan Anda tidak berakhir di sini. Perbedaan pilihan tidak berarti perbedaan tujuan, karena di ujung jalan, kita semua bermimpi akan kemajuan yang sama. Kalah atau menang, setiap langkah yang sudah ditempuh adalah bentuk cinta kepada daerah ini. Maka, mari bersama-sama membuka babak baru, di mana tangan yang dulu bersaing kini bergandengan erat demi kemaslahatan bersama.”Kepada yang belum berhasil, perjuangan Anda adalah bukti nyata dari kecintaan pada daerah ini. Kalah bukan berarti gagal, melainkan sebuah kesempatan untuk terus berkontribusi dari tempat yang berbeda. Setiap gagasan, ide, dan usaha yang telah Anda berikan selama perjalanan ini tidak akan sia-sia, karena semuanya adalah fondasi untuk kemajuan bersama. Perbedaan pilihan adalah hal yang wajar dalam demokrasi, tetapi tujuan kita tetap satu: membawa perubahan yang lebih baik untuk masyarakat.

“Kini saatnya kita saling merangkul, meninggalkan segala perbedaan di belakang, dan bersatu untuk masa depan yang lebih cerah. Kepada mereka yang belum terpilih, Anda tetap memiliki tempat penting dalam membangun daerah ini. Perjuangan tidak selalu tentang berada di depan, tetapi tentang bagaimana kita bersama-sama menciptakan harmoni dan bekerja demi kemaslahatan. Mari menjadikan Pilkada ini sebagai awal baru, di mana persaingan berubah menjadi kolaborasi, dan energi yang dulu terpecah kini menyatu untuk kesejahteraan semua.”

Closing Statemen

Pemenang Pilkada hendaknya merayakan kemenangan dengan bijaksana dan segera mengemban amanah rakyat dengan penuh tanggung jawab. Bagi pihak yang kalah, kekalahan bukan akhir dari perjuangan, melainkan momentum untuk evaluasi dan kontribusi positif di luar pemerintahan. Para pendukung, baik dari pihak pemenang maupun yang kalah, harus bersatu, meninggalkan perbedaan, dan bersama-sama mendukung terciptanya pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan bermartabat demi kemajuan daerah serta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan./


Penulis :

Dr. Drs. Baso Sulaiman, M.Si
Dosen Stisip Veteran Palopo/Mantan Kepala Badan Kesbangpolitik  Kota Palopo

 

 

 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER