MAKASSAR, KORANSULSEL – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan 26 kegiatan pengabdian masyarakat di Kabupaten Maros, sebagai rangkaian Dies Natalis Ke-42 FKM Unhas.
Dengan mengusung tema “Konektivitas Transformasi Kesehatan dan Budaya Menuju Indonesia Emas 2045”, FKM Unhas berkomitmen untuk berkontribusi aktif dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam bidang kesehatan.
Dekan FKM Unhas Prof Sukri Palutturi di sela kegiatan berlangsung di Maros, Sabtu (2/11) mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu jembatan dalam menyebarluaskan pengetahuan tentang upaya dalam mempertahankan kondisi sehat hingga pencegahan terhadap penyakit.
“Sebanyak 26 kegiatan yang kita lakukan sejak dua hari ini dengan beragam topik. Ini agar memperkaya pengetahuan masyarakat dan komunitas tentang kesehatan sesuai porsinya,” ujar Sukri.
Dia menyampaikan bahwa pada sasaran siswa SMP di Maros, diberikan edukasi terkait kesehatan reproduksi bertajuk “Bahaya Seks Pranikah pada Remaja”. Tujuannya, untuk mempersiapkan regenerasi yang memiliki pengetahuan terkait berbagai aktivitas berisiko yang bisa mengancam dan berdampak pada masa depan remaja.
Adapun sejumlah kegiatan yang digelar pada pengabdian masyarakat ini di antaranya sosialisasi, demo pembuatan MPAsi, pelatihan, senam sehat, skrining penyakit menular dan tidak menular, klinik data mobile, edukasi dan lomba isi piringku.
“Sasarannya pun beragam, mulai dari siswa SD, SMP dan SMA, kader posyandu, nelayan, ibu hamil, dan lainnya,” kata dia.
Sukri melanjutkan bahwa giat ini merupakan wujud nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Apalagi kami langsung melibatkan seluruh program studi dan departemen di FKM Unhas,” ujarnya.
Kepala SMP 11 Maros Syamsuddin mengapresiasi kegiatan yang dilakukan FKM Unhas dalam menciptakan generasi lebih sehat secara fisik maupun mental untuk menghadapi berbagai ancaman perilaku berisiko pada remaja, seperti seks pranikah hingga seks bebas.
“Mungkin di masa kita, kegiatan ini masih tabu, tetapi jika merujuk pada pergeseran zaman saat ini, hal tersebut menjadi kebutuhan sebagai bekal anak-anak kita di masa transisi anak-anak ke remaja. Ini sangat penting,” katanya.
Sedikitnya 250 orang terlibat mengawal keberlangsungan 26 kegiatan. Mereka terdiri atas 40 dosen, 35 tenaga kependidikan, dan 170 mahasiswa FKM Unhas, mulai dari mahasiswa S1, pascasarjana hingga program doktoral.
Ke depan, FKM Unhas akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan cakupan kegiatan pengabdian masyarakat, serta menjalin kerja sama yang lebih erat dengan pemerintah daerah dan masyarakat. (ant/KS)