MAKASSAR, KORANSULSEL – Produksi songkok anyam buatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Takalar, Sulawesi Selatan, mengalami perkembangan seiring permintaan pasar yang terus meningkat secara signifikan.
“Bulan sebelumnya hanya diproduksi 32 buah, dan bulan ini sudah bisa memproduksi 40-an buah songkok,” ujar Kepala Lapas Takalar Mansur di Takalar, Minggu.
Peningkatan tersebut, kata dia, atas permintaan pasar yang banyak menyukai hasil produksi songkok dari ayaman WBP Lapas Takalar, selain harga terjangkau juga kualitasnya sangat baik.
Untuk satu buah songkok anyam tersebut, kata Mansur, diproduksi selama sepekan oleh satu warga binaan. Saat ini ada 21 WBP yang fokus pada pembinaan ini dan mampu memproduksi 40 Songkok per bulan.
Saat ditanyakan berapa harga satu buah songkok anyam dijual di pasaran, kata dia, bervariatif tergantung jenis bahan, motif serta kerapian anyaman pada songkok tersebut.
“Untuk model biasa dijual dari harga Rp125 ribu sampai 150 ribu, dan untuk yang bercorak emas (Songkok Recca) dijual 225 ribu sampai Rp250 ribu,” tuturnya menyebutkan.
Ia menambahkan program pembinaan songkok anyam ini merupakan program unggulan Lapas Takalar yang terus dioptimalkan apalagi kualitasnya tidak kalah bersaing yang diperjualbelikan di pasaran.
Ia pun telah bertemu Penjabat (Pj) Bupati Takalar sekaligus memperkenalkan diri sebagai Kepala Lapas baru di Takalar termasuk mendiskusikan beberapa hal termasuk songkok anyam ini, dan Pj Bupati siap mendukung dalam pengembangan hasil karya WBP.
“Kami berharap program pembinaan ini selain bisa mengangkat citra positif Lapas Takalar, juga bisa menjadi bekal bagi warga binaan saat bebas,” katanya berharap.
Sebelumnya, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Sulsel, Taufiqurrakhman beberapa waktu lalu sempat melihat sejumlah hasil karya kerajinan tangan yang dibuat WBP Lapas Takalar dengan menyatakan terus mendukung upaya pembinaan.
Kakanwil mengemukakan bangga dengan hasil kerajinan yang dibuat oleh WBP Lapas Takalar yang mampu menghasilkan songkok anyam berkualitas dengan harga yang terjangkau.
“Saya bangga dengan hasil karya para WBP ini, karena mampu menghasilkan karya berkualitas dan luar biasa meski berada di dalam lembaga pemasyarakatan,” ujar Taufiqurrakhman. (ant/KS)