Senin, November 25, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Peran Literasi Digital dalam Pembelajaran BIPA: Tantangan dan Prospek Dibahas dalam Seminar Nasional

MAKASSAR, KORANSULSEL – Perkembangan literasi digital telah menjadi isu penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Seiring dengan kemajuan teknologi, kemampuan literasi digital semakin relevan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran BIPA. Hal ini menjadi topik utama dalam Seminar Nasional Kepakaran (Semar) BIPA 5 yang diselenggarakan oleh Universitas Pekalongan bekerja sama dengan Afiliasi Pengajar dan Pegiat BIPA (APPBIPA) Cabang Jawa Tengah pada Sabtu, (31/08/24). Seminar ini menghadirkan berbagai pakar, termasuk tiga pengajar dan pegiat BIPA dari Sulawesi Selatan, yang membahas tantangan dan prospek literasi digital dalam pembelajaran BIPA.

Dr. Sitti Rabiah, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Sastra Universitas Muslim Indonesia (UMI), menjelaskan bahwa literasi digital tidak hanya mencakup kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga pemahaman, evaluasi, dan pemanfaatan informasi digital secara efektif.

“Literasi digital menawarkan peluang besar untuk memperkaya metode pengajaran dan pembelajaran BIPA. Di era digital, keterampilan ini menjadi semakin krusial. Pembelajar BIPA yang memiliki literasi digital yang baik akan lebih siap untuk menavigasi dunia yang semakin kompleks, di mana informasi digital menjadi sumber utama pengetahuan dan komunikasi,” ungkap Dr. Sitti Rabiah, yang juga menjabat sebagai Sekretaris APPBIPA Cabang Sulawesi Selatan.

Namun, penerapan literasi digital dalam pembelajaran BIPA tidak luput dari tantangan. Achmad Zulfikar, Peneliti Center for Digital and Global Studies (CERDIGS), menggarisbawahi bahwa keterbatasan akses teknologi di daerah terpencil serta disparitas keterampilan digital antara pembelajar dan pengajar merupakan kendala utama yang perlu diatasi.

“Pengembangan infrastruktur teknologi di daerah-daerah terpencil serta pelatihan literasi digital yang komprehensif bagi pengajar BIPA adalah langkah-langkah yang perlu segera diambil,” kata Zulfikar.

Zulfikar juga menekankan pentingnya evaluasi dan penelitian berkelanjutan untuk mengetahui efektivitas integrasi literasi digital dalam pembelajaran BIPA.

“Hasil penelitian ini harus digunakan untuk menginformasikan kebijakan dan praktik pengajaran di masa depan, memastikan bahwa pendekatan yang diambil terus relevan dan responsif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan pembelajar,” tambahnya, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Diplomasi Kebahasaan APPBIPA Sulsel.

Nurfathana Mazhud, Dosen Prodi PBSI UMI sekaligus co-author dalam seminar ini, mengungkapkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan industri teknologi sangat penting dalam mengatasi tantangan literasi digital dalam BIPA.

“Dengan kemitraan strategis, kita dapat mengembangkan alat pembelajaran yang inovatif dan relevan serta memastikan bahwa kurikulum BIPA beradaptasi dengan kebutuhan zaman,” ujar Nurfathana.

Ia menambahkan bahwa literasi digital memegang peranan penting dalam pembelajaran BIPA, dan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak diperlukan untuk mengatasi tantangan yang ada.

“Dengan pendekatan yang tepat, literasi digital dapat menjadi kunci untuk membuka peluang baru dalam pembelajaran BIPA dan mempersiapkan generasi pembelajar yang siap menghadapi tantangan global,” jelas Nurfathana yang juga menjabat sebagai Ketua Penjamin Sistem Mutu Fakultas (PSMF) Fakultas Sastra UMI.

Seminar ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan strategi baru bagi para pengajar dan pegiat BIPA dalam mengintegrasikan literasi digital secara efektif dalam proses pembelajaran, serta mengatasi tantangan yang muncul di era digital ini.(Rls/KS)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER