Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sekjen PBB Puji Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Penjaga Keberagaman dan Kunci Perdamaian di Asia Tenggara”

JAKARTA, KORAN SULSEL – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta, di mana ia mengungkapkan apresiasi mendalam terhadap semboyan nasional Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika. Dalam pernyataannya, Guterres menyatakan bahwa semboyan tersebut bukan hanya lambang kebanggaan nasional, tetapi juga memiliki potensi untuk menjadi pemersatu dan penjaga keberagaman di Kawasan Asia Tenggara dan bahkan di seluruh dunia.

Guterres menjelaskan, “Bhinneka Tunggal Ika adalah kesatuan dalam keberagaman. Ini adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi kita semua.” Pernyataan ini disampaikannya di hadapan media asing dan nasional yang hadir dalam acara tersebut.

Sekjen PBB ini juga mengakui peran konstruktif ASEAN di bawah kepemimpinan Indonesia di tahun 2023 dalam menciptakan perdamaian di kawasan tersebut. Terutama dalam upaya meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan dan Semenanjung Korea dengan mengedepankan dialog dan mendorong penghormatan terhadap hukum internasional.

Namun, Guterres tidak lupa menyampaikan keprihatinannya terkait konflik di Myanmar. Ia mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilakukan Indonesia untuk menyelesaikan isu Myanmar dengan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam konflik tersebut.

Guterres mendesak seluruh negara untuk mencari strategi terpadu dalam mengatasi krisis di Myanmar dan menekankan pentingnya mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan dalam proses tersebut. “Kami mendukung langkah ASEAN dalam mencari solusi untuk mengatasi situasi politik di Myanmar. Ini saatnya bagi dunia internasional untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi Rohingya di Bangladesh,” ujar Guterres.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, telah berkomitmen untuk terus mendorong upaya penyelesaian krisis Myanmar. Salah satu upaya yang diambil adalah implementasi Lima Poin Konsensus (5PC), yang memerlukan keterlibatan dari semua Menlu ASEAN.

Lima Poin Konsensus ini mencakup seruan untuk menghentikan kekerasan secara segera, mendorong dialog antara pihak-pihak terkait, mediasi oleh utusan khusus ASEAN, pemberian bantuan kemanusiaan, dan kunjungan ke Myanmar oleh utusan khusus untuk bertemu dengan semua pihak terkait.

Di tengah rangkaian sesi retreat dalam KTT ke-43 ASEAN di JCC, Selasa (5/9/2023), semua pemimpin negara ASEAN mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh Indonesia. Selama 9 bulan terakhir, Indonesia telah melakukan 145 pendekatan dalam menyelesaikan konflik di Myanmar.

Selain itu, ASEAN juga menegaskan komitmennya untuk terus membantu rakyat Myanmar dengan menyepakati pembentukan troika antara Current Chair, Previous Chair, dan Next Chair, serta mempertahankan keterwakilan non-politis Myanmar.

Guterres menekankan pentingnya peran ASEAN sebagai lembaga multilateral yang dapat mengatasi perbedaan dan membangun kesepahaman di dunia yang semakin terbelah. “Kita membutuhkan hal ini lebih dari sebelumnya di dunia yang semakin terbelah dan memerlukan lembaga multilateral yang kuat untuk mengikutinya, berdasarkan kesetaraan, solidaritas, dan universalitas,” kata Guterres.(KS)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER