MAKASSAR, KORANSULSEL – Pj Sekretaris Kota Makassar Firman Hamid Pagarra merilis logo Makassar Fashion Week (MFW) pada Makassar Internasional Eight Festival and Forum ke tujuh kalinya yang saat ini digelar di Makassar.
“Kami mewakili Pemkot Makassar dengan peluncuran logo MFW yang rencananya akan diadakan setiap tahunnya nanti dan tahun ini dijadwalkan diadakan pada bulan November,” kata Firman Pagarra melalui keterangan di Makassar, Jumat.
Firman mengapresiasi PT Festival Delapan Indonesia karena membuat inovasi dengan menghadirkan kegiatan baru MFW.
Sukses menyelenggarakan kegiatan PT Festival Delapan Indonesia, tahun ini kembali menghadirkan Makassar Fashion Week (MFW).
Hadirnya MFW ini, lanjut Firman, menandai bahwa Makassar menjadi salah satu kota besar di Indonesia yang menaruh perhatian dunia fesyen.
“Bicara tentang fesyen tentunya kita bicara tentang kebudayaan juga. Ibarat musik kita tidak akan pernah tahu musik apa yang bagus kalau tidak ada pencipta atau penyanyi yang mencoba menerobos genre musik, begitu pun dengan fesyen apa saja yang akan muncul di Kota Makassar,” urai Firman Pagarra.
Dalam peluncuran logo MFW turut hadir juga Kepala Dinas Pariwisata Muhammad Roem dan Direktur PT Festival Delapan Indonesia Sofyan Setiawan.
Pada F8, juga ditampilkan segmen fesyen keindahan budaya baju bodo pengantin Bugis-Makassar.
Sebanyak sembilan rumah rias dan pengantin yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Ahli Rias Pengantin (HARPI) Melati Kota Makassar.
Bertajuk ‘Makassar Sekalia’, sembilan rumah rias pengantin yang berpartisipasi memamerkan koleksi baju adat pengantin Bugis-Makassar terbaik mereka, memperlihatkan keindahan detail dan keunikan dari setiap desain.
Diiringi instrumen musik lagu Anging Mammiri, para model pria dan wanita berjalan dengan anggun di catwalk, mempertontonkan baju Bodo dengan berbagai warna dan desain modern namun tetap mempertahankan ciri khas baju Bodo.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Muhammad Roem memberikan apresiasi atas kontribusi segmen fesyen dalam mempromosikan kebudayaan Makassar sejalan dengan tema ‘Makassar Sekalia’.
Roem mengatakan fashion show ini tidak hanya menunjukkan keindahan estetika baju Bodo, tetapi juga menjadi stimulus dari semangat untuk melestarikan kearifan lokal dalam era modern yang terus berubah.
“Dengan adanya platform seperti F8, diharapkan bahwa kekayaan budaya Sulawesi Selatan, khususnya dalam hal fesyen tradisional, dapat terus dijaga dan dikembangkan untuk generasi mendatang,” jelasnya.
Fashion show ini tidak hanya menjadi panggung untuk memamerkan busana, tetapi juga sebagai upaya untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Makassar kepada dunia. (ant/KS)