PAPUA BARAT, KORAN SULSEL – Jumlah anak putus sekolah di Papua Barat masih terbilang tinggi. Berdasarkan data terakhir, tercatat ada 68.988 anak yang putus sekolah dan juga tidak berkeinginan melanjutkan pendidikan tinggi disebabkan oleh faktor ekonomi, kurangnya pemahaman, dan kesadaran akan pentingnya pendidikan. Selain itu, tingginya tingkat kemiskinan di atas tanah Papua yang memiliki sumber daya alam melimpah juga menjadi penyebab.
“Sosialisasi akan pentingnya pendidikan tinggi serta membantu dalam proses pendaftaran masuk perguruan tinggi dan pendaftaran KIP Kuliah secara online. Salah satu tujuan diadakannya KIP Kuliah adalah meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi terbaik di Indonesia bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomi,” Ujar Rifai Dosen Universitas Wira Bhakti Makassar saat melakukan observasi di daerah Papua Barat Teluk Bintuni pada Jumat, (22/12/2023).
Kartu Indonesia Pintar dapat digunakan untuk membantu melanjutkan pendidikan jenjang lebih tinggi bagi setiap pelajar dari keluarga kurang mampu.Kesempatan tersebut bisa didapatkan dengan beberapa persyaratan diantaranya KIP siswa, Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), Penerima Bantuan Iuran (PBI) atau Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) namun jika tidak memiliki kartu tersebut masih tetap diberikan kesempatan untuk mendaftar dengan melengkapi data keluarga serta penghasilan orang tua pada halaman akun KIPK peserta.
“Manfaat setelah memiliki KIPK akan mendapatkan banyak manfaat seperti bebas pendaftaran biaya seleksi di perguruan tinggi, Bebas Biaya Kuliah dan mendapatkan bantuan hidup mulai 800 rb sampai 1.4 jt per bulan serta dapat menikmati fasilitas program kampus merdeka belajar dan masih banyak kegiatan program kemahasiswaan yang nantinya dapat memberikan pengalaman serta mewujudkan prestasi dalam kanca nasional maupun internasional dan tentunya berpeluang melanjutkan pendidikan pada jenjang magister S2 dan doktor S3 melalui bantuan beasiswa lainnya berupa LPDP dan BPI “Ujar Rifai selaku Relawan Pemuda Pelajar Merdeka KIP Kuliah 2024
Adapun penjelasan Beasiswa BPI dan LPDP pada jenjang S2 dan S3 memiliki fasilitas berupa asuransi kesehatan, biaya hidup bulanan, tunjangan buku, tunjangan istri dan anak, bantuan dana penelitian, bantuan dana mengikuti seminar conference nasional dan internasional.
“Harapan saya anak Papua jangan berhenti meraih pendidikan sampai pada jenjang S3 (doktor) sebab telah disediakan fasilitas yang begitu besar untuk kalian dalam mewujudkan pembangunan Papua yang memiliki SDM yang profesional. Kalau bukan kalian, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” terangnya.