MAKASSAR, KORANSULSEL – Puluhan pelukis meramaikan penyelenggaraan Green Press Community (GPC) 2024 digelar organisasi Masyarakat Jurnalis Indonesia, SIEJ (Society of Indonesian Environmental Journalist) dan Ekuatorial bertema ‘Climate Literacy to Save Earth’ atau literasi iklim untuk selamatkan bumi, di Mbloc Space, Jakarta Selatan.
“Pelaksanaan GPC ini menjadi bagian dari kampanye publik untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait isu-isu iklim dan lingkungan yang berkelanjutan,” ujar Ketua Umum SIEJ Joni Aswira Putra melalui siaran persnya diterima, Senin.
Pihaknya berharap apa yang dilakukan dapat memperluas serta mendorong kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan hidup, melek terhadap krisis perubahan iklim di Indonesia. Pelaksanaan GPC 2024 didukung Kedutaan Kerajaan Inggris, Earth Journalism Network (EJN), Climate Networks Center, Burung Indonesia, Pulitzer Center, Konservasi Indonesia, Green Justice Indonesia dan MDPI.
Perwakilan Kedutaan Kerajaan Inggris Amanda McLoughlin menyampaikan, pihaknya mendukung penuh pelaksanaan GPC 2024, apalagi tema yang diangkat berkaitan literasi iklim sejalan dengan program penyelamatan bumi.
“Ini adalah momen untuk merayakan sejarah dan kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia serta mendorong usaha pelestarian untuk menyelamatkannya,” ujar Amanda.
Ia menambahkan kegiatan workshop melukis tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam memperingati 75 tahun hubungan diplomasi antara Inggris dan Indonesia.
Melukis cat air flora dan fauna tersebut sebelumnya di fasilitasi Kedutaan Besar Inggris bekerja sama Kementerian Kehutanan yang merupakan kawasan yang pernah dikunjungi Alfred Wallace, seorang peneliti keanekaragaman hayati asal Inggris.
Kegiatan ini sekaligus merayakan perjalanan 200 tahun penjelajahan Alfred Wallace di Indonesia. Pencetus teori evolusi lewat seleksi alam ini telah melakukan ekspedisi ilmiah di Indonesia, Malaysia dan Singapura sejak 1854-1862.
Dalam penjelajahannya ini Wallace menemukan banyak spesies baru dan mengidentifikasi pembagian fauna yang sekarang dikenal sebagai Garis Wallace. Garis Wallace adalah garis yang memisahkan geografi hewan Asia dan Australasia.
Gunung Gede Pangrango adalah salah satu lokasi yang didatangi oleh Wallace dalam penjelajahannya di Indonesia, ia bahkan berhasil mendaki hingga ke puncak gunung Pangrango. Di kawasan itu Wallace menemukan bunga Raflesia (Rafflesia rochussenii), dan kini menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, ada Burung Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii) kini menjadi Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Halmahera provinsi Maluku Utara. Spesies tersebut menjadi bahan yang di lukis pada puncak acara GPC di area Mbloc Space Jakarta Selatan 22-23 November 2024.
“Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki lima spesies fauna yang unik dan langka diantaranya adalah bunga Edelweiss, Saninten dan bunga Raflesia,” kata Kepala Taman Nasional Gede Pangrango Adi Nurul Hadi pada kesempatan itu.
Kegiatan tersebut diikuti 30 orang peserta dipandu Eunike Nugroho, seorang pelukis cat air satu-satunya dan seniman botani asal Indonesia yang lolos seleksi Royal Horticultural Society Botanical Art Show di Saatchi Gallery, London, Inggris, 2023 hingga meraih medali emas atas karyanya. Ia juga selaku pendiri Indonesian Society of Botanical Artists (IDSBA). (ant/KS)