MAKASSAR, KORANSULSEL – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan mencatat adanya peningkatan kasus baru Tuberculosis (TBC) di wilayah tersebut pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Berbagai upaya pencegahan dan penanganan kini terus dilakukan untuk mengatasi penyebaran penyakit tersebut.
Penanggung Jawab Program TB Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Julia Junus, menyatakan bahwa berbagai langkah telah dilakukan untuk menjaring kasus TBC, termasuk melalui metode pencarian kasus aktif atau Active Case Finding.
“Berdasarkan data per 20 November 2024, jumlah kasus baru telah mencapai 27.256. Sementara itu, pada tahun 2023, jumlah pasien TBC yang berhasil diidentifikasi sebanyak 27.141 kasus,” ujar Julia di Makassar, Jumat (22/11).
Ia menambahkan bahwa angka kasus baru tahun ini diperkirakan akan terus bertambah hingga akhir tahun 2024, mengingat waktu yang masih tersedia.
Berbeda dengan penyakit lain, peningkatan jumlah temuan kasus TBC menunjukkan keberhasilan program intervensi dalam mengidentifikasi kasus. Dengan begitu, penanganan dapat dilakukan lebih cepat untuk mencegah penularan lebih luas.
Kendati demikian, angka tersebut masih belum mencapai target yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu 45.556 kasus untuk Sulawesi Selatan.
“Data per hari ini menunjukkan baru 60 persen dari target 45.556 kasus yang berhasil ditemukan. Tahun lalu, hanya 58 persen dari target 47.075 kasus yang tercapai,” jelas Julia.
Sebagai bagian dari upaya pencapaian target, Dinkes Sulsel menggunakan alat Portable X-Ray untuk skrining pada 17 kabupaten/kota. Alat ini digunakan dalam penemuan kasus pada individu yang memiliki kontak erat atau kontak serumah dengan pasien TBC.
“Ini adalah inovasi penting dalam melakukan skrining TBC. Selain itu, kolaborasi program juga menjadi elemen kunci dalam peningkatan penemuan kasus,” katanya.
Julia juga menyebut kolaborasi TBC-HIV dan TBC-DM sebagai pendekatan efektif yang telah diterapkan, seperti pelaksanaan skrining dengan X-ray pada penyandang diabetes melitus (DM) di Kota Makassar dan Kabupaten Pangkep.
Selain itu, kolaborasi antara layanan pemerintah dan swasta juga berkontribusi terhadap peningkatan penemuan kasus. Tempat Praktik Mandiri Dokter (TPMD) serta klinik pemerintah dan swasta yang terlibat selama beberapa tahun terakhir telah menjadi strategi yang efektif dalam upaya tersebut.
“Kolaborasi ini menjadi salah satu faktor yang mendorong peningkatan jumlah kasus TBC yang terdeteksi di Provinsi Sulawesi Selatan,” tutupnya. (ant/KS)