MAKASSAR, KORANSULSEL – Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf (Penais Zawa) Kanwil Kanwil Kemenag Sulsel H. Mulyadi Iskandar menyebutkan, transparansi dalam pengelolaan zakat infak dan sedekah (ZIS) sangat penting.
“Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan ZIS dengan memperhatikan tiga hal sangat penting,” ujarnya melalui keterangannya yang diterima di Makassar, Kamis.
Mulyadi Iskandar mengatakan hal itu saat menjadi pembicara dalam sosialisasi ZIS yang dilaksanakan Baznas Jeneponto.
Dia menyebut tiga hal penting itu yakni tata kelola yang baik, kolaborasi dan sinergi, serta edukasi dan sosialisasi yang berkelanjutan.
Menurut dia, tata kelola yang baik penting dilakukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan memastikan bahwa dana yang terkumpul dapat disalurkan dengan tepat sasaran.
Ia kemudian mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam pengelolaan ZIS, baik pemerintah, lembaga zakat, maupun masyarakat untuk terus berkolaborasi dan bersinergi dalam mengoptimalkan potensi zakat, infak, dan sedekah.
“Dan yang tak kalah pentingnya adalah perlunya edukasi dan sosialisasi berkelanjutan oleh Baznas dan lembaga terkait, termasuk bimbingan teknis agar masyarakat semakin memahami pentingnya menunaikan zakat, infak, dan sedekah,” katanya.
Sementara itu, Pj. Bupati Jeneponto Junaedi B dalam arahannya berpesan kepada Baznas Jeneponto agar terus berinovasi serta transparan dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah.
Menurut Junaidi, Indonesia dan Jeneponto pada khususnya memiliki potensi zakat yang luar biasa apabila penduduknya berpartisipasi secara aktif, serta dilakukan dengan pengelolaan secara baik.
“Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Ini kekuatan kita secara populasi. Kenapa kita masih menerima bantuan USAID dari Amerika, AUSAID dari Australia dan CIDA dari Kanada, padahal kita dari sisi potensi sangat besar,” katanya.
Junaidi mengatakan pula bahwa sebelum Pemprov Sulsel menggagas program S3 yakni Setor Seribu Sehari, dirinya telah menginisiasi program Jumat Bahagia, dengan harapan dapat dikelola oleh Baznas Jeneponto.
.
“Saya menginisiasi program Jumat Bahagia. Bahwa Jeneponto dengan penduduk sebanyak 420 ribu jiwa adalah potensi besar. Cukup 25 persen atau 100 ribu saja penduduk yang meyisihkan Rp1.000 per orang setiap Jumat maka ini potensi yang luar biasa. Saya harap ini implementatif,” ucapnya. (ant/KS)