MAKASSAR, KORANSULSEL – Akademisi dari Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Sawedi Muhammad mengatakan hal sangat urgen untuk diperhatikan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto adalah literasi sain dijenjang pendidikan dasar dan menengah (Dikdasmen).
“Literasi sains yang terdiri atas kemampuan membaca, matematika dan sains merupakan kemampuan fundamental dalam mencetak sumber daya manusia yang mampu berkompetisi di abad 21,” kata Sawedi di Makassar, Minggu.
Menurut dia, hal tersebut penting dilakukan karena literasi sain di lingkup Dikdasmen masih rendah, sehingga hal itu tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Dia mengatakan literasi sains juga mencakup empat komponen yang saling terpaut yaitu pengetahuan, konteks, kompetensi dan sikap. Kemampuan dasar ini masih sangat lemah tercermin dari skor PISA Indonesia tahun 2022 mengalami penurunan terutama untuk kemampuan membaca, matematika dan sains.
Penurunan skor ini menjadi perhatian akan lemahnya kualitas SDM terutama para pendidik, belum maksimalnya tata kelola sistem pendidikan dan minimnya kontribusi orang tua terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Melihat kenyataan akan kompleksnya persoalan yang dihadapi di masa depan, lanjut Sosiolog Unhas ini, pemerintah tidak punya pilihan kecuali menghasilkan generasi yang mampu mereproduksi pengetahuan dan beradaptasi terhadap perkembangan zaman.
Menurut alumni Master Sosiologi Universitas Ateneo, Philipina ini, intervensi pemerintah sangat mendesak terutama peningkatan kualitas tenaga pendidik, penyediaan infrastruktur dan sarana pembelajaran yang representatif.
Termasuk tata kelola sistem pendidikan yang transparan dan bertanggung jawab serta insentif berkelanjutan bagi mereka yang tidak mampu.
“Pemerintah harus bersungguh-sungguh membenahi sektor pendidikan, karena ini menjadi bagian utama menjalankan amanat konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujarnya.
Sementara yang paling urgen di bidang kebudayaan adalah membangun karakter anak-anak bangsa yang bercirikan kearifan budaya bangsa Indonesia yang toleran, tepa selira, gotong royong dan solidaritas sosial yang sangat tinggi.
“Akar budaya bangsa yang agung ini pelan terkikis dengan masifnya pengaruh budaya asing yang terus menerus melakukan penetrasi di semua sektor kehidupan.” katanya.
Menurut dia, cara yang paling efektif menangkal pengaruh negatif dari luar yang mempertontonkan gaya hidup bebas yang nir-etik, hedonistik dan vulgar adalah lewat pengajaran dan pendidikan yang berkarakter ke Indonesiaan baik di lingkungan keluarga, sekolah-sekolah, dan tempat kerja.
Oleh karena itu, katanya, para pemimpin Indonesia harus memberi contoh hidup yang sederhana, tidak mengambil yang bukan haknya, menghindari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN) dan mengelola negara secara profesional.
“Hanya dengan cara ini, karakter dan budaya adiluhung warisan nenek moyang kita dapat dilestarikan secara berkelanjutan,” tandasnya. (ant/KS)