Sabtu, September 14, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Perbedaan Penetapan Hari Raya Tidak Menghalangi Kebersamaan Masyarakat Bontolangkasa Selatan

GOWA, KORANSULSEL – Masyarakat Kabupaten Gowa merayakan Idul Adha 1445 Hijriah lebih awal dari penetapan pemerintah, dengan melaksanakan Shalat Idul Adha pada Minggu, (16/6/2024). Shalat Id ini diadakan di pelataran Masjid Arminasari Madani Parinring, Desa Bontolangkasa Selatan, Kecamatan Bontonompo. Acara ini dipimpin oleh Imam Ustadz Muhammad Yusril dg Taba, dengan Khatib Ustadz Marzuki dg Siama, dan protokol oleh Bahtiar dg Gading.

Keputusan untuk melaksanakan Shalat Idul Adha lebih awal didasarkan pada pengamatan bulan dan informasi dari Makkah yang diterima para jemaah haji.

“Proses pengamatan bulan kami mengikuti pengumuman di Makkah yang diterima para jemaah haji. Menurut informasi yang kami terima, jadwal wukuf jemaah haji 9 Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu (15/6). Sehingga kami bersama masyarakat menyepakati untuk melaksanakan Shalat Id besoknya, Ahad, 10 Dzulhijjah (16/6).” Ujar Syakir dg Nai, salah satu panitia pelaksana

Meskipun ada perbedaan dengan penetapan pemerintah, masyarakat Desa Bontolangkasa Selatan menyambut Idul Adha dengan penuh kegembiraan.

“Masyarakat menyambut hari raya dengan riang gembira. Meski merasa berat karena masih banyak yang tidak melaksanakan Idul Adha di hari yang sama, mereka mengikuti kebiasaan sejak lama bahwa ketika wukuf di Arafah diumumkan, maka esoknya pasti sudah lebaran haji,” ujar Syakir.

Prosedur dan tata cara pelaksanaan Shalat Id sama dengan Shalat Id pada umumnya. Sebelum imam memimpin shalat, panitia memberikan beberapa penyampaian terkait pelaksanaan shalat. Shalat Id diadakan di ruang terbuka, di halaman masjid, dan dihadiri sekitar 150 orang. Teknologi sangat membantu dalam proses persiapan pelaksanaan Idul Adha tahun ini, baik dalam hal soundsystem, dokumentasi, maupun publikasi.

Khutbah yang disampaikan oleh Ustadz Marzuki dg Siama mengangkat tema “Ibadah Haji Pemersatu Umat”. Dalam khutbahnya, Ustadz Marzuki menyampaikan bahwa ibadah haji merupakan sarana pemersatu umat Islam di Indonesia dengan kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia.

“Ibadah haji mengajarkan kita tentang kesatuan dalam keragaman, di mana jutaan umat dari berbagai latar belakang berkumpul di satu tempat untuk beribadah,” ungkap Ustadz Marzuki. Beliau mengingatkan bahwa momen Idul Adha adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan di antara umat.

“Idul Adha tahun ini bisa menjadi momen untuk memupuk kekompakan masyarakat,” ungkapnya. “Saya berharap Idul Adha ini bisa menjadi wadah untuk menjadikan masyarakat lebih kompak, saling membuka diri dalam menerima perbedaan pendapat, dan tetap menjaga persaudaraannya,” tutur Maryam, salah satu tokoh masyarakat.

Meskipun ada perbedaan dalam penetapan hari raya, masyarakat Desa Bontolangkasa Selatan tetap menunjukkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan tersebut. Kebiasaan mengikuti pengumuman dari Makkah terkait wukuf di Arafah menunjukkan kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan ibadah.

Panitia pelaksana mengakui bahwa keberadaan teknologi sangat membantu dalam mempersiapkan pelaksanaan Idul Adha tahun ini. Dengan dukungan teknologi, proses publikasi, dokumentasi, dan penyediaan soundsystem berjalan lancar, sehingga seluruh rangkaian acara bisa terlaksana dengan baik dan khidmat. Teknologi memudahkan komunikasi dan koordinasi, memastikan setiap detail persiapan terkelola dengan baik.

Pelaksanaan Shalat Id tahun ini berjalan lancar dan penuh makna. Dengan panduan dari informasi jemaah haji di Makkah, masyarakat desa mampu melaksanakan ibadah Id dengan penuh kesungguhan dan kekhusyukan. Kegiatan ini tidak hanya mempererat tali silaturahmi antarwarga, tetapi juga menjadi momen untuk merefleksikan pentingnya kebersamaan dan persatuan dalam keberagaman.

Idul Adha di Desa Bontolangkasa Selatan kali ini menjadi simbol kebersamaan yang kuat di tengah perbedaan. Semangat toleransi dan saling menghormati mewarnai perayaan ini, menunjukkan bahwa dengan kebersamaan, masyarakat dapat mengatasi segala perbedaan dan menjalankan ibadah dengan penuh hikmah. Harapan agar masyarakat semakin kompak dan saling menerima perbedaan pendapat menjadi pesan utama dalam perayaan kali ini, menandai Idul Adha sebagai momen penting untuk memperkuat persaudaraan dan solidaritas. (FA/KS)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER