KORAN SULSEL – Golkar dan PAN telah bergabung dengan Gerindra dan PKB dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Mereka sepakat mengusung Prabowo Subianto sebagai bacapres. Bersamaan itu, belakangan muncul wacana untuk mengganti nama koalisi. Sebab, KKIR hanya akronim dari PKB dan Gerindra.
Menanggapi itu, Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan tidak keberatan jika nama koalisi diubah setelah PAN dan Golkar bergabung. Yang terpenting bagi PKB, Muhaimin Iskandar tetap menjadi bacawapres pendamping Prabowo. ’’Tidak ada opsi lain. Gus Muhaimin harus masuk kertas suara pilpres,’’ tegasnya.
Bagaimana jika Muhaimin gagal menjadi bacawapres Prabowo? Jazil menyatakan, PKB sudah memberikan mandat kepada Muhaimin sebagai capres atau cawapres. Jika nanti tidak berhasil menjadi capres atau cawapres, Muhaimin harus menyerahkan kembali mandat tersebut ke PKB. Setelah itu, PKB akan mengambil sikap.
Yang pasti, lanjut Jazil, hingga kini belum ada opsi lain. Kecuali Muhaimin menjadi bacawapres. Terlebih, dukungan terhadap Muhaimin terus meningkat di banyak tempat. ’’Para kiai pun terus memantau perkembangan politik saat ini,’’ ujarnya.
Seperti diketahui, beberapa parpol lain juga resmi menyatakan dukungan kepada Prabowo. Salah satunya Partai Bulan Bintang (PBB). Bahkan, dalam waktu dekat, Partai Gelora bakal deklarasi dan bergabung dalam koalisi. Demikian juga Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga memberi sinyal ke Prabowo.
Jazil menambahkan, sejauh ini, posisi tiap partai dalam koalisi pendukung Prabowo itu belum dibahas. Karena belum ada pembahasan di internal koalisi, PKB tetap berpegang pada komitmen awal antara Gerindra dan PKB. ’’Mungkin nanti akan dibahas mekanismenya,’’ ungkap wakil ketua MPR itu.(KS)